WEKACE, Jakarta, — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kembali menyoroti potensi lonjakan harga minyak dunia akibat memanasnya konflik antara Israel dan Iran. Dalam pembukaan acara Jakarta Geopolitical Forum (JGF) ke-9, Selasa (24/6), Bahlil mengingatkan bahwa eskalasi konflik bisa mendorong harga minyak melampaui asumsi yang tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
“Harga minyak ini potensi naik melebihi asumsi di dalam RBM (Rencana Bisnis dan Manajemen),” ujar Bahlil.
Ia menekankan bahwa dalam situasi geopolitik seperti ini, satu-satunya kekuatan yang bisa diandalkan adalah kekuatan internal dan doa. “Saya katakan: berdoa aja. Karena hanya doa dan ketahanan kita secara internal yang bisa menyelamatkan kita,” tegasnya.
Menurut Bahlil, mengandalkan bantuan dari negara lain bukanlah langkah realistis, mengingat saat ini hampir seluruh negara tengah fokus menjaga stabilitas domestik mereka masing-masing.
“Kita nggak bisa berharap pada negara lain dalam kondisi seperti ini. Karena apa? Hampir semua negara juga memikirkan tentang negara mereka. Hampir semua,” ucapnya.
Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan harapannya agar konflik segera berakhir demi menstabilkan pasar energi global. “Kita doakan saja agar perang ini selesai. Supaya harganya bisa stabil,” ujarnya.
Sebelumnya, Bahlil juga menyampaikan bahwa apabila harga minyak dunia menyentuh atau melewati angka 100 dolar AS per barel, pemerintah Indonesia akan segera meningkatkan lifting minyak secara agresif untuk menjaga ketahanan energi nasional dan mengurangi beban fiskal.
Lonjakan harga minyak dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap ancaman Iran menutup Selat Hormuz—jalur vital distribusi sepertiga pasokan minyak dunia. Analis energi global memperkirakan bahwa jika ketegangan terus meningkat, harga minyak jenis Brent maupun WTI bisa menembus angka psikologis 100 dolar per barel atau lebih.
Pemerintah, melalui Kementerian ESDM, menyatakan komitmennya untuk menyusun langkah strategis, termasuk peningkatan produksi dalam negeri dan stabilisasi pasokan energi nasional.
Tags
EKOBIS