WEKACE, Di tengah pelosok Desa Wonogiri, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, hiduplah seorang pria bernama Hasan Nur Pambudi yang kini dikenal dunia sebagai Hasan Sule. Rumahnya terletak sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Magelang, tersembunyi di antara lembah hijau yang dipenuhi pohon kelapa dan pisang. Akses menuju rumahnya memang menantang - melalui jalan berliku yang makin menyempit, namun suasana asri dan damai yang ditawarkan sangat sepadan.
Lahir dan besar di desa ini, Hasan adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai petani, sementara Hasan sendiri dahulu menjalani profesi sebagai penjual susu kedelai di pasar. Setiap pagi jam 05.30, ia berkeliling pasar untuk menyetorkan susu kedelai kepada para pedagang sayur. Dari sinilah julukan "Sule" berasal - singkatan dari "Susu Kedelai" yang kemudian menjadi nama panggilan akrabnya di pasar.
Awal Mula Perjalanan Digital
Perjalanan Hasan di dunia digital dimulai pada akhir 2023 melalui Facebook Pro. Awalnya, ia hanya suka membuat komedi-komedi sederhana dengan bantuan teman untuk proses editing. Namun ketika temannya semakin sibuk bekerja, Hasan terpaksa belajar mengedit video sendiri. "Saya tidak mau tidak mau berusaha latihan ngedit dan ngarang-ngarang cerita komedi," ungkapnya.
Sekitar 10 bulan kemudian, Hasan mulai merambah TikTok atas saran istrinya yang memperhatikan respons positif dari penonton. "Istri saya bilang, 'Loh ini yang nonton kok banyak gitu yang responnya lebih banyak,'" kenangnya. Keputusan ini terbukti tepat - konten-kontennya di TikTok mampu meraih jutaan views, dengan minimal 1 juta penonton per video dan pernah mencapai 23 juta views.
Ciri Khas yang Memikat Hati
Konten Hasan Sule memiliki keunikan tersendiri. Ia menciptakan komedi pantomim tanpa dialog, mengandalkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh seperti Mr. Bean versi Indonesia. Penampilannya yang khas - mengenakan baju dengan dua saku depan dan peci hitam - sengaja dipilih untuk mencerminkan gaya orang desa era 80-90an.
"Saya kalau pakai kayak gini kayaknya cocok kayak orang lawas atau orang desa," jelasnya. Bahkan peci hitam yang selalu ia kenakan berfungsi ganda - menutupi rambut yang mulai menipis di usia 39 tahun.
Yang membuatnya unik adalah karakteristik "salah tingkah" yang selalu muncul di akhir setiap video. Inspirasi ini ia ambil dari pengamatan terhadap anak-anak atau orang pemalu di desanya yang sering celingak-celinguk ketika dimarahi atau dikasih tahu. "Terus saya gambarkan, saya praktekkan di komedi video komedi," ujarnya.
Proses Kreatif yang Sederhana
Meski telah menjadi konten kreator terkenal, Hasan tetap menggunakan peralatan sederhana. Cukup dengan smartphone dan tripod, ia mampu menghasilkan konten berkualitas yang menghibur jutaan orang. Proses editing yang ia lakukan bersama istri sering memakan waktu berjam-jam, lebih lama daripada proses syutingnya sendiri.
"Yang penting itu audio yang ngepaskan pas adegan lucunya," ungkapnya. Ia sangat memperhatikan sinkronisasi antara audio dan visual agar komedi yang dihasilkan benar-benar mengena di hati penonton.
Ide-ide kontennya muncul secara spontan, biasanya di pagi hari saat akan membuat video bersama istri. "Pagi-pagi pas mau ngonten apa, tiba-tiba kok ada sendiri gitu... Oh, gini aja. Ini nanti pura-pura melihat mantan atau pura-pura enggak punya uang kayak gitu," ceritanya.
Kesuksesan yang Mengubah Hidup
Dari segi finansial, kesuksesan Hasan di dunia digital sangat mengubah hidupnya. Penghasilan bulanannya kini mencapai 20-30 juta rupiah dari kombinasi Facebook Pro dan endorsement. Pernah dalam sebulan mencapai 50 juta rupiah ketika Facebook Pro masih memberikan sharing yang besar. Sementara di TikTok, ia lebih fokus pada endorsement dengan tarif 2 juta rupiah untuk sekali posting di empat platform (TikTok, Facebook, YouTube, dan Instagram).
Kesuksesan ini memungkinkannya untuk sementara meninggalkan profesi sebagai penjual susu kedelai, terutama sejak bulan puasa ketika banyak endorsement masuk. Kini adik dan suaminya yang melanjutkan usaha susu kedelai tersebut.
Kolaborasi yang Menginspirasi
Salah satu momen menarik dalam perjalanan Hasan adalah kolaborasinya dengan Safitri Rofiqoh dari Lampung. Meski berjauhan, mereka mampu menciptakan konten yang seolah dibuat di lokasi yang sama. Pernah satu video kolaborasi mereka ditonton hingga 4 juta kali dan menghasilkan sekitar 5 juta rupiah.
"Biasanya kirim-kirim video nanti cari tempat yang kira-kira hampir mirip. Misalnya kalau saya di sawah terus nanti Mbak Safitri juga saya suruh cari tempat yang sawah," jelasnya tentang teknik kolaborasi jarak jauh.
Dampak Positif Bagi Kehidupan
Ketenaran Hasan memberikan dampak positif dalam kehidupannya. Ia merasakan kemudahan berteman di manapun berada karena banyak orang yang mengenalinya. "Kalau sekarang banyak teman itu pasti alhamdulillah di manapun ada yang kenal ya," ungkapnya.
Lebih dari itu, ia bahkan berkesempatan menunaikan umroh melalui endorsement dari biro perjalanan. "Alhamdulillah dapat endos umrah dari Biro PBI Perindu Baitullah Indonesia," ceritanya dengan rasa syukur.
Filosofi dan Pesan
Hasan memiliki pandangan yang sederhana namun mendalam tentang kesuksesannya. Ia selalu berdoa agar profesinya menjadi berkah dan bisa digunakan untuk beribadah serta bersedekah. "Minta itu menjadi profesi yang barokah, bisa untuk sangu ibadah, untuk bias sodqah dan lain sebagainya," ungkapnya.
Bagi content creator lain yang ingin sukses, Hasan menyarankan untuk konsisten pada satu tema tertentu. "Kalau komedi, komedi saja. Kalau vlog ya vlogger aja. Jadi penonton itu lebih fokus," sarannya. Ia juga menekankan pentingnya tekun, konsisten, dan selalu berdoa.
Tantangan dan Harapan
Meski sukses, Hasan tetap menghadapi tantangan, terutama terkait akun palsu yang menggunakan namanya untuk menipu. Ia selalu mengingatkan followers untuk berhati-hati dan memverifikasi akun resminya.
Untuk masa depan, Hasan berharap bisa terus menghibur masyarakat dan mencari pengalaman baru, termasuk bermain dalam film profesional. Yang terpenting, ia ingin tetap memberikan manfaat dan berkah melalui konten-kontennya yang menghibur.
Kisah Hasan Sule membuktikan bahwa dengan kreativitas, ketekunan, dan kesederhanaan, seseorang dari desa terpencil pun bisa meraih kesuksesan global di era digital. Ia menjadi inspirasi bahwa entertainment yang berkualitas tidak harus rumit - kadang kesederhanaan dan keaslian justru menjadi kunci yang paling ampuh untuk menyentuh hati jutaan orang.
Editor : Zumardi
