'); John Bolton Tertawakan Ancaman Trump terhadap Iran
WEKACE UPDATE
Loading...

John Bolton Tertawakan Ancaman Trump terhadap Iran

WEKACE, Washington, 20 Juni 2025 — Di tengah perang yang terus berkobar antara Iran dan Israel, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan peringatan keras terhadap Teheran. Namun, sikap Trump itu justru menuai kritik tajam dari mantan Penasihat Keamanan Nasionalnya, John Bolton.

Dalam wawancaranya, Bolton mempertanyakan arah dan kejelasan strategi Trump dalam merespons konflik tersebut. “Menurut saya, Trump sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini,” kata Bolton blak-blakan, mengomentari langkah presiden yang kini tengah menjabat periode keduanya.

Pernyataan Trump sendiri sebelumnya memang bernada ambigu:
"Kalian tidak tahu apakah saya akan melakukannya atau tidak. Mungkin saya akan lakukan, mungkin tidak. Tak ada yang tahu apa yang akan saya lakukan. Tapi saya bisa katakan ini: Iran sedang dalam banyak masalah."

Bolton menilai, gaya Trump yang menggantungkan ancaman tanpa kepastian hanya menunjukkan keengganannya mengambil keputusan strategis yang tegas. “Ia tidak suka berada dalam situasi di mana harus membuat pilihan yang tak bisa dibatalkan esok harinya. Ia lebih suka punya ruang untuk bermanuver,” tegasnya.

Menurut Bolton, Presiden Trump berharap ancaman penggunaan kekuatan militer akan memaksa para pemimpin Iran untuk menyerah dan bernegosiasi soal program nuklir mereka. Namun, menurutnya pendekatan itu tidak akan berhasil. “Mereka tidak akan pernah menegosiasikan akhir dari program itu,” ujarnya.

Bahkan, Bolton menyindir bahwa Ayatollah di Teheran tengah menunggu untuk melihat apakah ini akan menjadi “momen taco”—yakni momen ketika Trump kembali mundur seperti sebelumnya. “Trump sering kali mengancam, lalu tidak melakukan apa pun. Dan mereka mengetahuinya,” tambahnya.

Bolton juga menyayangkan Amerika tidak langsung mendukung serangan Israel terhadap Iran. “Saya mungkin sudah melakukannya 20 tahun lalu,” pungkasnya.

Pernyataan Bolton ini menggambarkan adanya perpecahan serius dalam lingkaran elite keamanan nasional AS, terutama dalam menyikapi krisis Timur Tengah yang bisa memicu dampak global. Sementara Trump terus mengeluarkan ancaman, publik dan sekutunya kini menanti: apakah ini akan menjadi aksi nyata, atau lagi-lagi hanya gertakan?

Sumber : politico.eu

Redaksi

Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak