WEKACE, ANKARA — Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, kembali melontarkan kritik tajam terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di tengah eskalasi konflik yang kian memanas di Timur Tengah. Dalam pidatonya pada Kamis, 19 Juni 2025, Erdogan menilai serangan Israel ke Jalur Gaza telah melampaui kekejaman Adolf Hitler pada masa Perang Dunia II.
“Gambar-gambar paling mengerikan dari Perang Dunia II tidak sebanding dengan apa yang kita saksikan setiap hari dari Gaza. Netanyahu sudah jauh melampaui Hitler,” ujar Erdogan dalam pidato yang disiarkan secara nasional.
Pernyataan itu datang di tengah meningkatnya tensi antara Israel dan Iran, menyusul serangkaian serangan yang memicu ketegangan kawasan. Erdogan menyatakan, respons militer Iran terhadap Israel sah secara hukum internasional sebagai bentuk pembelaan diri atas agresi yang dilancarkan lebih dulu.
“Jika Israel menyerang lebih dulu, maka Iran berhak membela diri. Itu sah menurut hukum dan prinsip kedaulatan negara,” kata Erdogan menegaskan.
Tak hanya menyoroti aksi militer Israel, Erdogan juga mengecam keras sikap komunitas internasional yang ia anggap hipokrit dalam menyikapi pelanggaran hak asasi manusia di Palestina. Ia mendesak agar pemimpin dunia segera mengambil langkah nyata untuk menghentikan penderitaan warga Gaza.
“Kemunafikan dunia internasional sudah di luar batas. Dunia harus bergerak sekarang juga,” ucapnya.
Hubungan diplomatik antara Turki dan Israel pun diprediksi kian meruncing. Dalam beberapa pekan terakhir, Ankara telah menarik duta besarnya dari Tel Aviv sebagai bentuk protes atas serangan Israel ke Gaza. Pemerintah Turki juga dijadwalkan menggelar pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) guna membahas situasi terkini di wilayah tersebut.
Pernyataan Erdogan kali ini menegaskan posisi Ankara yang terus konsisten bersuara lantang membela rakyat Palestina, sekaligus memperlihatkan retaknya hubungan Turki-Israel di tengah krisis kemanusiaan yang terus memburuk.