'); Indonesia Ajak Rusia Jadi Mitra Strategis dalam Proyek Migas
WEKACE UPDATE
Loading...

Indonesia Ajak Rusia Jadi Mitra Strategis dalam Proyek Migas


WEKACE, Saint Petersburg Pemerintah Indonesia mengajak Rusia menjadi mitra strategis dalam pengembangan sektor minyak dan gas (migas). Tawaran ini disampaikan langsung oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia saat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kenegaraan ke Saint Petersburg, Rusia, Jumat (20/6/2025).

Dalam pertemuan bilateral, Bahlil menyampaikan bahwa Indonesia membuka peluang bagi perusahaan Rusia untuk terlibat dalam eksplorasi blok migas baru dan pengembangan cadangan gas di wilayah lepas pantai. Selain itu, kerja sama juga mencakup revitalisasi sumur-sumur minyak tua di Indonesia.

“Kami mengundang Rusia untuk menjadi mitra strategis dalam pengembangan migas nasional, termasuk optimalisasi sumur tua sebagai bagian dari upaya menuju kemandirian energi,” ujar Bahlil dalam keterangannya.

Sebagai dasar hukum kerja sama, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025 yang mengatur pengelolaan wilayah kerja migas. Aturan ini juga memberi ruang bagi koperasi dan BUMD untuk terlibat dalam pengelolaan sumur migas melalui skema sumur rakyat.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut positif ajakan tersebut. Ia menyatakan kesiapan negaranya untuk mendukung modernisasi infrastruktur migas Indonesia melalui transfer teknologi dan peningkatan produktivitas.

“Rusia siap membantu Indonesia dalam meningkatkan efisiensi sektor migas lewat teknologi unggulan kami,” kata Putin.

Kerja sama ini menjadi bagian dari penguatan hubungan bilateral Indonesia-Rusia, khususnya dalam menghadapi tantangan geopolitik global dan kebutuhan diversifikasi sumber energi.

Redaksi

Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak