'); Kisah Tragis, Pelajar Terlilit utang Judol
WEKACE UPDATE
Loading...

Kisah Tragis, Pelajar Terlilit utang Judol

WEKACE, Sebuah kisah kelam dari dunia pendidikan kini terungkap di Kecamatan Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta.

Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dilaporkan bolos sekolah selama satu bulan penuh.

Bukan karena malas atau sakit biasa, melainkan karena terlalu malu untuk bertemu teman-temannya.

Penyebabnya karena ia terlilit utang sebesar Rp 4 juta kepada kawan-kawannya sendiri, buntut dari lingkaran setan judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) yang menjeratnya di usia belia.

Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo, Nur Hadiyanto, pintu gerbang menuju mimpi buruk finansial ini ternyata dimulai dari hal yang tampak sepele.

Ia kecanduan game online yang mengharuskan pemainnya melakukan top up atau pembelian item virtual menggunakan uang sungguhan.

Hasrat untuk terus bermain dan mungkin "menang" dalam game tersebut mendorong sang pelajar mencari sumber dana instan.

la pun nekat mengambil pinjaman online, namun alih² digunakan untuk game, uang pinjaman itu justru ia gunakan untuk mencoba peruntungan di judi online.

Tentu saja bukannya untung, ia malah buntung dan utangnya semakin menumpuk.

Dalam keputusasaan, ia mulai meminjam uang dari teman² sekolahnya, hingga totalnya mencapai Rp 4 juta.

Ketidakmampuan untuk mengembalikan utang inilah yang membuatnya terlalu malu dan takut untuk kembali ke sekolah.

Kasus yang disebut sebagai yang pertama kali ditangani oleh Disdikpora Kulon Progo ini kini mendapat perhatian serius.

Sebuah tim satgas penyelamat lintas dinas telah dibentuk, melibatkan Disdikpora, Dinas Sosial PPPA dan Dinas Kesehatan, untuk fokus pada pemulihan kondisi psikologis sang pelajar yang terjebak dalam masalah orang dewasa ini.

Mengenai kelanjutan pendidikannya, Disdikpora berjanji akan memberikan solusi terbaik.

Opsi yang ditawarkan antara lain :

- Membantu proses pemindahan ke sekolah lain jika sang anak menginginkannya (untuk menghindari rasa malu).

- Mendorongnya untuk mengikuti program Kejar Paket B jika ia memilih jalur pendidikan non-formal.

Kisah tragis pelajar SMP ini menjadi cerminan kelam betapa berbahayanya jeratan judi online dan pinjol yang kini tak pandang bulu menghancurkan masa depan para pelajar.

Redaksi

Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak